HOT..!!!

abg

Nikmatnya masturbasi dengan kontol karet

Suatu hari Macan pulang dari bepergian sambil tersenyum senyum, aku jadi heran karena tidak biasanya dia bersikap seperti itu. Ketika aku menanyakan, dia hanya bilang kalau sekarang dia pasti bisa membuat aku puas. Aku jadi ingin tahu apa yang membuat dia begitu yakin dapat memuaskan aku padahal biasanya lemas seperti tahu. Ketika kuikuti langkahnya kekamar, Macan mengeluarkan suatu benda panjang dan langsung disodorkan padaku, ketika kupegang benda itu, barulah aku sadar bahwa itu adalah kontol palsu dibuat dari karet. Aku langsung menelan ludah sendiri ketika memperhatikan barang tersebut. Panjangnya sekitar 30 cm dengan lingkar sekitar 5 cm warnanya agak pucat tetapi persis seperti kontol yang asli, bahkan kalau dibandingkan dengan kepunyaan Macan, maka kontol palsu ini jauh lebih meyakinkan. Meskipun sebenarnya aku mengerti fungsi benda ini, tetapi aku pura pura tidak mengerti, bahkan aku bertanya apa gunanya benda tersebut. Macan tak menjawab, malahan ia segera melepas dasterku sehingga aku jadi telanjang bulat, Macan sendiri tidak membuka pakaiannya, tetapi ia merebahkan aku ditempat tidur serta menggosok gosok itilku agar aku terangsang. Aku memejamkan mata merasakan jari kasap Macan yang menggosok itilku itu. Mestinya aku langsung basah merasakan rangsangan Macan ini, karena saat itulah kurasakan kontol karet tadi oleh Macan diselipkan diantara bibir nonokku dan kemudian pelan pelan ditekannya kedalam, aku menggeliat geli karena barang ini benar benar membuat liang nonokku jadi tergesek dengan sempurna. Macan terus menekankan kontol palsu itu kedalam nonokku pelahan lahan sampai mengenai dasar rahimku, Macan langsung berhenti. Dia lalu memutar mutar kontol karet itu serta mengeluar masukkan didalam liangku itu. Aku merintih geli dan keenakan karena sudah beberapa lama kenikmatan seperti ini tak pernah aku dapat. Memang rasanya hambar, karena tanpa pelukan mesra dan kehangatan tubuh Macan yang menempel lembut diseluruh tubuhku sehingga mulai dari susu sampai ujung kaki semuanya bersentuhan. Namun rasa geli yang ditimbulkan oleh gerakan tangan Macan membuat aku menggelinjang keenakan, mataku terpejam rapat karena rasa geli dan enak yang memenuhi seluruh alat kelaminku mulai dari itil, bibir dan dinding nonok sampai juga dileher rahimku semuanya terasa geli sehingga aku tak tahan lagi, tanpa sadar tanganku sudah membantu Macan merojokkan kontol karet itu kedalam nonokku sementara mulut Macan juga asyik mengulum pentil susuku. Aku tak menyangka kalau Macan bisa mempunyai pikiran untuk membeli barang seperti ini, sehingga saat ini aku dapat merasakan kenikmatan yang luar biasa, bahkan lebih hebat daripada saat saat kontol Macan masih tokcer dulu. Rasa geli yang membuat nonokku jadi banjir dengan lendir kental ini sudah tak tertahankan lagi, aku melenguh keras dan kujepit kontol karet itu dengan kedua pahaku ketika kurasakan aku mengalami orgasme.
Ketika dilihatnya aku sudah lemas karena kepuasan, Macan mencabut kontol karet itu dan berbisik, kalau saja aku kepengen maka sebaiknya aku pakai alat itu, dia nggak keberatan. Aku tak menyahut, karena saat itu aku barulah merasa malu, entah bagaimana sikapku tadi ketika mencapai puncak kenikmatan. Tetapi aku tak perduli lagi, tokh yang menyuruh Macan sendiri.Sambil tiduran, aku sempat berpikir mana yang paling nikmat, bersetubuh dengan Macan, dijilati oleh Macan atau main dengan kontol karet itu. Aku merasa bahwa yang paling nikmat adalah dijilati, karena rasa gelinya membuat tubuhku jadi menggelepar gelepar seperti ikan yang jatuh kedarat. Kedua barulah main pakai kontol karet itu, tetapi aku juga bertanya dalam hatiku, bagaimana rasanya main dengan laki laki yang mampu bertahan lama dalam bersetubuh, pasti aku akan menemukan kenikmatan yang luar biasa, karena pada saat mencapai puncaknya, pasti kami sama sama akan beringas.Meskipun aku sudah lebih menikmati kepuasan seks dengan kontol karet itu, tetapi hubunganku dengan Macan tetap saja hambar, karena dimataku Macan makin hari makin bertambah seenaknya sendiri, entah karena dia mengalami stress atau bagaimana, tetapi yang jelas, makin hari Macan makin ngawur dan tak bertanggung jawab baik dalam hal keuangan maupun dalam hal keluarga. Aku sendiri dengan keadaan ekonomi orang tuaku yang kaya, aku tak pernah perduli dengan kelakuan Macan itu, aku mampu membiayai hidupku dengan uang orang tuaku serta juga dengan bisnisku sendiri, meskipun Macan selalu marah bila aku berdagang. Aku menyadari juga bahwa memang berdagang bagi perempuan secantik dan semontok aku memang berbahaya, karena banyak lelaki hidung belang yang selalu siap memangsa aku. Untunglah selama ini aku dapat bertahan karena aku masih dapat menerima kepuasan yang kudapat dari memuaskan diri sendiri, meskipun sejujurnya saja aku masih mengharapkan kontol yang segar dan persetubuhan dengan laki laki yang perkasa yang dapat membuat aku benar benar berteriak keenakan oleh cara mainnya yang tangguh...............

Ingin menikmati persetubuhan sampai mencapai kepuasan

Perkawinan kami berjalan dengan cukup lumayan sampai aku melahirkan dua orang anak, tetapi saat itulah Macan mulai seringkali sakit sakitan. Hal ini berakibat banyak bagi kehidupan seks yang sudah aku nikmati selama ini. Jikalau dulunya hampir dua hari sekali aku menikmati persetubuhan sampai mencapai kepuasan, maka sekarang persetubuhan justru hanya menjadikan aku tersiksa, karena setiap kali main, kontol Macan selalu lemas dan sulit masuk diliangku. Macan hanya mampu merangsang aku dengan jilatan jilatannya yang menggelikan itu. Seperti waktu kemarin, aku benar benar kesal dengan Macan............................ Kemarin siang aku mendapat kunjungan temanku Anggrek, karena saat itu Macan sedang pergi, maka kami dapat bercerita dengan bebas tanpa kuatir didengar oleh suami. Suatu saat Anggrek bercerita tentang pengalamannya diatas tempat tidur dengan suaminya. Aku tidak terlalu heran dengan cerita Anggrek kalau suaminya pandai memuaskan dia, kalau dia selalu mencapai kepuasan setiap kali main dan juga tentang hal hal lain tentang hubungan intimnya dengan sang suami, bahkan ada beberapa hal yang justru menurut aku Macan lebih hebat dari suami Anggrek. Namun masalahnya sejak beberapa waktu ini Macan tidak pernah bisa memuaskan aku, sehingga cerita Anggrek benar benar membuat aku jadi terangsang dan nafsuku memuncak, aku merasa kalau saja saat itu ada kontol yang stand by, pasti sudah akan kuhisap dan kuhunjamkan kenonokku yang yang sudah basah kuyup itu. Cerita cerita Anggrek membuat aku jadi panas dingin, ketika Anggrek sudah pulang, aku cepat cepat masuk kekamar dan berusaha untuk tidur, tetapi rasa gatal dinonokku benar benar tak tertahankan, selama ini aku hanya merasakan jilatan jilatan lidah Macan yang menyelusuri nonokku, tetapi sudah lama kontolnya tidak pernah berhasil membuatku orgasme, sehingga dapat dibayangkan betapa rindunya aku dengan kehadiran sebatang kontol yang dapat mengisi kekosongan diantara celah nonokku ini. Tanpa terasa tanganku sudah mengembara keantara selangkanganku, memang sudah sejak lama aku tidak pernah memakai celana dalam bila ada dirumah, sehingga dengan mudah tanganku dapat mengelus bukit nonokku yang berjembut tebal itu. Kurasakan geli yang berkumpul disitu membuatku jadi gemas sehingga berkali kali kuremas remas bukit nonokku itu agar rasa geli itu lenyap, namun yang terjadi malahan sebaliknya, rasa geli itu makin memuncak sampai tanpa sengaja jariku menyentuh itilku sendiri. Kurasakan kenikmatan yang luar biasa, berbeda dengan jilatan lidah Macan, dan lebih menyerupai gesekan kontol pada itil. Kucoba menggosok lagi itilku dengan jariku, aku jadi terperangah karena rasa nikmat yang kudapat benar benar sensasional. Tanpa terasa jariku asyik menggesek gesek itilku sementara tidurku yang tadinya menyamping sekarang jadi terlentang dan kakiku sudah terpentang lebar, jari jariku yang gemetar terus merojok itilku yang membengkak itu dan akhirnya mulai memasuki bagian dalam liang nonokku, terasa geli dan hangat sekali. Apalagi saat jariku menggeser geser bibir dalam nonokku rasanya luar biasa. Tanpa dapat kutahan lagi aku menjerit kecil ketika kurasakan nonokku mengejang karena orgasme. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhku, karena baru sekali ini aku mendapatkan kenikmatan yang lebih nyata. Jantungku berdebar debar karena rangsangan yang aku rasakan tadi itu, dalam batin aku berpikir apakah ini yang disebut dengan masturbasi itu, memang rasanya nikmat tetapi sejujurnya saja lebih nikmat jika batang kontol yang sejati yang menggelitik nonokku, bukan cuma jari telunjukku yang menggeser geser dibibir nonok sampai basah kuyup, dengan tubuh dan pikiran yang lebih enteng, aku coba untuk tidur tiduran karena hari masih sore sedangkan Macan baru pulang sekitar jam 5 atau 6 sore nanti. Namun justru berbaring baring ini menyebabkan pikiranku jadi melayang layang dan membuat nafsuku jadi berkobar lagi, karena sebenarnya saja aku masih ingin merasakan kontol yang sejati. Kadang kadang terlintas dipikiranku untuk mencari pria lain yang dapat memuaskan aku, tetapi pikiran ini aku buang jauh jauh karena aku takut. Tetapi bagaimana lagi, Macan tak berhasil memuaskan aku, saat aku melamun seperti itu kudengar pintu kamarku dibuka, rupanya Macan yang barusan pulang dari pergi dan langsung masuk kekamar. Ketika melihat aku tidur tiduran, ia segera duduk disamping tempat tidur sambil menyapaku, tangannya memijat mijat pundakku sambil menanyakan kenapa aku kok beristirahat, apakah memangnya aku lelah. Sementara berbicara itu tangannya mengembara dan langsung menelusup kebalik dasterku dan meremas nonokku, aku yang sudah sejak tadi terangsang jadi kelabakan. Aku jadi nekad kepengen mencoba barangkali saja Macan bisa memuaskan aku kali ini. Segera kubuka ikat pinggang Macan dan kubuka celananya serta kukeluarkan kontolnya. Ketika kukulum kontol Macan langsung berkelojotan dan mulai ngaceng meskipun tidak terlalu keras. Ketika kusibakkan dasterku keatas, maka nonokku sudah langsung terpampang didepan mata Macan. Seperti biasanya Macan langsung menciumi nonokku dan membentangkan bibir nonokku untuk mulai menjilatinya. Tetapi kali ini aku bertindak agresip. Aku memberontak dan mulai melepaskan pakaian Macan sehingga dia telanjang bulat. Ketika sudah bugil, kusuruh Macan terlentang sehingga kontolnya yang setengah ngaceng itu menjulang keatas meskipun agak melengkung, aku sengaja tidak mau lagi menghisapnya karena aku kuatir kalau terlalu geli maka Macan justru akan cepat keluar. Langsung saja aku mengangkangi Macan dan kuselipkan kontolnya diantara kedua bibir nonokku, ketika sudah kurasakan tepat, maka pelan pelan aku menurunkan pantatku karena kalau aku tekan cepat cepat aku kuatir kalau meleset karena kontol Macan belum ngaceng sepenuhnya. Akhirnya kontol Macan berhasil amblas kedalam liangku, aku benar benar merasa lega meskipun kurasakan rongga nonokku agak sulit merasakan gesekan kontol Macan yang masih agak mengantuk itu. Ketika kucoba memutar pantatku pelan pelan,kudengar Macan menggerang dan terasa kontolnya mulai mekar didalam liang nonokku, aku makin mempercepat putaranku bahkan kadang kadang aku menaik turunkan pantatku. Akhirnya kurasakan kontol Macan sudah benar benar ngaceng dan memadati dinding dinding nonokku, aku mulai merasakan nikmat yang luar biasa. Kurasakan ujung kontol Macan menggosok gosok leher rahimku menimbulkan rasa geli yang jauh berbeda jika hanya sekedar dijilati saja. tetapi aku juga merasakan bahwa meskipun kontol Macan sudah ngaceng gosokan didalam liang nonokku ini tidak sekeras dahulu waktu kontol Macan masih tokcer. Dengan memejamkan mata kuputar putar pantatku agar gesekan ujung kontol Macan makin terasa dileher rahimku, sementara tanganku asyik meremas remas susuku sendiri. Aku tak berani mengangkat pantatku terlalu tinggi karena aku kuatir kalau gerakanku itu akan menimbulkan rangsangan dan rasa geli yang akan membuat Macan jadi muncrat. Namun upayaku percuma saja, karena ketika aku merasa bahwa puncak kenikmatanku segera tiba, maka tanpa sadar aku mempercepat putaran pantatku, saat itu Macan mendorong tubuhku dan meminta agar aku menghentikan gerakanku. Aku tak perduli karena aku merasa bahwa dalam sekejap aku sudah akan mencapai kepuasan yang sejak lama aku dambakan. Namun apa yang terjadi, tiba tiba saja aku rasakan ada cairan hangat menyembur nyembur dalam nonokku, rupanya Macan sudah tak tahan lagi dan air maninya keluar. Kucoba untuk meneruskan gerakanku agar supaya kenikmatanku segera tercapai, tetapi sayang sekali kontol Macan sudah langsung loyo setelah memuntahkan sperma sehingga tidak lagi dapat bertahan dalam jepitan nonokku dan melejit keluar. Aku menjerit marah dan memukuli badan Macan, karena rasa kecewaku yang luar biasa, hanya dalam hitungan 1,2,3 saja sebenarnya aku sudah akan terpuaskan, tetapi Macan benar benar lemah sehingga tidak dapat menunggu. Macan hanya menunduk lesu melihat kekecewaanku itu, dia diam diam keluar dari kamar dan pergi mandi. Aku menangis sejadi jadinya tanpa mengerti harus berbuat apa, yang kuinginkan hanyalah sebuah kontol yang segar dan mampu membuat nonokku jadi terpuaskan, mengapa aku harus mempunyai suami yang tak sanggup memuaskan aku padahal sebagai perempuan muda, nafsuku sangat besar dan untuk berbuat serong aku belum berani................

pengalaman seks setubuh malam pertama

Menjelang jam 10 malam. orang tua kami menyuruh kami beristirahat dahulu, meskipun saat itu masih banak tamu yang belum pulang. Aku sebenarnya sangat malu untuk masuk kekamar, tetapi karena desakan orang tua, maka kamipun berdiri dan meninggalkan pelaminan menuju kamar pengantin kami. Hampir semua muda mudi yang masih tinggal tertawa tawa melihat kami yang menuju kamar pengantin, aku tahu apa yang mereka tertawakan, karena hal ini juga sering aku lakukan bilamana pergi kepesta perkawinan temanku, kami selalu tertawa membayangkan bahwa malam itu akan ada perempuan yang menangis karena kesakitan tetapi juga sekaligus keenakan karena bersetubuh ! Membayangkan ini rasanya aku ingin cepat cepat masuk kekamar dan menutup pintunya, tetapi rasanya lama sekali perjalanan dari pelaminan menuju kamar tidur kami yang jaraknya hanya beberapa meter itu. Begitu memasuki kamar, aku langsung duduk diatas tempat tidur sambil bernafas lega sekali. Macan sendiri juga tahu bahwa kita berdua menjadi sasaran gurauan dari semua yang hadir, karena itu dia meminta agar aku tetap tinggal dikamar sementara dia akan keluar dahulu untuk menemui tamu tamu yang masih tinggal agar mereka tidak berpikiran yang macam macam.Aku agak kecewa juga karena acara intim yang aku harapkan ternyata masih harus sedikit tertunda, karena Macan sungkan pada tamu tamunya yang masih nongkrong didepan, seharusnya tamu tamu itu tahu diri, begitu kemantin masuk kamar, merekapun harus cepat cepat pulang agar kemantin bisa menikmati malam pertamanya dengan tenang. Sambil berdiri menatap kaca hias yang berukuran besar didepan tempat tidurku, aku mulai melepasi segala perlengkapan yang aku kenakan, memang agak repot juga melepaskan semua perhiasan dan lain lain yang menempel dibadanku, tetapi dengan sedikit membuang tenaga, akhirnya aku berhasil melepas semua perhiasan dan juga pakaianku sehingga aku jadi telanjang bulat didepan kaca. Dengan teliti aku memperhatikan tubuhku sendiri, entah mengapa aku jadi terangsang sendiri melihat tubuhku yang telanjang didepan kaca ini. Buah dadaku membusung dengan putingnya yang coklat berdiri tegak, sedangkan diantara kedua pahaku berkumpul hutan rimba jembut yang sangat tebal, beberapa hari yang lalu aku memerlukan waktu hampir setengah jam untuk membersihkan jembutku yang letaknya kurang beraturan, sehingga saat ini semuanya tampak rapi terutama dibagian bibir nonok, maksudku agar supaya memudahkan Macan kalau nanti memasukkan kontolnya keliang wasiat ini. Ketika kucoba untuk meraba nonokku yang sudah mulai basah, sementara ketika aku menyentuh itilku terasa sudah membengkak meskipun belum disentuh Macan, aku merasa kalau sebenarnya aku sudah bernafsu sejak kemarin sore, tetapi pelepasannya menunggu saat ini, entah kapan Macan akan masuk kekamar ini untuk dapat memuaskan aku.Sementara aku menanti Macan sambil berbaring ditempat tidurku dalam keadaan telanjang bulat, aku mencoba untuk membaca baca majalah, ketika kudengar ketukan dipintu, aku langsung tahu bahwa itu Macan, dengan sengaja aku tidur terlentang sambil kakiku agak mengkangkang sehingga nonokku terpampang jelas. Kuharap Macan akan terangsang melihat ini semua agar supaya dia tambah bernafsu. Setelah kurasa posisiku sudah tepat, aku berteriak "masuk". Saat itu, bila ada geledek menyambar mungkin aku tidak sekaget saat ini, karena yang tadinya kukira Macan ternyata adik Macan. Kucoba untuk meraih benda apa saja diatas tempat tidur itu untuk menutupi badanku, tetapi tak sepotong kainpun ada diatas tempat tidur itu, jadi dengan muka yang terasa sangat panas, aku berusaha menutupi bagian vitalku dengan kedua tanganku. Dengan terbata bata aku menanyai Kancil adik Macan apa perlunya masuk kamarku. Dengan muka merah juga, Kancil mengatakan kalau Macan berpesan agar aku tidur dulu kalau sudah ngantuk. Aku tak dapat menjawab kata kata Kancil itu, aku sangat malu dan bingung apa yang harus kulakukan agar Macan tidak tahu hal ini. Karena aku diam saja, Kancil dengan leluasa memuaskan matanya memandang tubuhku yang terbuka ini. Aku memberanikan diri untuk berkata pada Kancil agar supaya tidak menceritakan hal ini pada kakaknya, karena aku sangat malu. Kancil hanya mengangguk dan langsung keluar dari kamarku. Aku menarik nafas lega, tetapi mukaku kurasakan masih panas karena malu disamping hatiku masih berdebar debar. Benar benar memalukan..................Entah berapa lama aku tertidur, namun aku terbangun oleh rasa geli diselangkanganku, ketika kubuka mataku kulihat Macan sudah telanjang bulat dengan posisi 69 diatasku, sementara Macan asyik menjilati nonokku, kontolnya yang sudah ngaceng tergantung bebas didepanku. Tanpa menunggu lagi langsung aku menggenggam kontolnya dan menghisapnya seperti aku menghisap permen loli. Aku sudah lupa dengan kejutan si Kancil tadi, rasa geli yang ditimbulkan oleh jilatan Macan membuat aku makin berusaha melebarkan pahaku supaya nonokku tambah lebar dan lidah Macan makin dalam menelusuri nonokku. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa terutama dibibir nonokku, rasanya aku sudah hampir mencapai orgasme, aku tahu bahwa kali ini Macan ingin membuatku benar benar merasakan nikmatnya seks, karena itu aku juga tak mau kalah, aku juga menggarap kontol Macan yang sedang kuhisap ini, Dengan lidahku kuselusuri batang kontol Macan mulai dari ujungnya sampai kepangkalnya berulang ulang baru kemudian kukulum ujung kontolnya yang seperti jamur itu dan kemudian lubang kencingnya aku gosok gosok dengan lidahku sampai Macan menggeliat geliat menahan geli, aku tak perduli, malahan buah pelir Macan aku usap dengan jari jariku dan ujung kontolnya kukulum dan pelan pelan aku memasukkan batang kontolnya kedalam mulutku yang sudah kupenuhi dengan air liur itu sampai akhirnya kurasakan ujung kontol Macan menyentuh pangkal leherku, aku agak tersedak tetapi kutahan agar tidak sampai membuat Macan kecewa. Saat itulah Macan menghentikan jilatannya sehingga akupun menghentikan kulumanku. Ketika kulihat Macan berputar posisi dan mulai menciumi bibirku, aku merasakan bahwa inilah saatnya yang sudah lama kunanti nantikan kontol Macan memecahkan keperawananku. benar saja Macan meletakkan bantal dibawah pantatku sehingga pantatku terangkat keatas dan nonokku makin mencembung, dengan agak gemetar Macan menepatkan ujung kontolnya diantara bibir nonokku dan dengan pelahan dia mendorong kontolnya memasuki liang nonokkku, aku memejamkan mata dan tiba tiba saja kurasakan ada sedikit rasa perih yang kemudian tidak kurasakan lagi karena Macan sudah menempelkan seluruh badannya keatas tubuhku sambil menciumi bibirku. Tangan Macan asyik meremas remas susuku ketika tiba tiba kurasakan Macan mulai menarik kontolnya, saat itu kembali kurasakan rasa ngilu tetapi juga ada rasa geli karena gesekan kontol Macan dengan dinding nonokku yang peka itu. Merasakan kalau aku kesakitan, Macan menahan gerakannya dan barulah dilanjutkannnya lagi ketika aku kelihatan sudah diam, ketika Macan mendorong lagi kontolnya kedalam liangku, rasa sakit itu sudah tak terasa lagi, yang kurasakan adalah rasa geli apalagi ketika ujung kontol Macan menghunjam dasar liang kemaluanku yang masih peret itu, benar benar nikmat. Belum lama Macan memaju mundurkan kontolnya aku mendadak merasakan geli yang luar biasa disekeliling liang nonokku sehingga membuatnya jadi mengejang rupanya saat itu aku mencapai kepuasan yang selama ini aku nanti nantikan kepuasan dari hubungan seks yang sebenarnya, bukan cuma kepuasan dari hasil jilat menjilat seperti dulu. Aku merintih sambil menggigit pundak Macan, saat itu juga kurasakan Macan menusukkan kontolnya dalam dalam dan diapun menyemburkan air maninya kedalam liang nonokku.Benar benar asyik............ Aku tergeletak tanpa sadar untuk beberapa waktu rasanya badan ini lemas lunglai tetapi dalam hatiku nafsuku masih berkobar kobar karena belum puas betul. Aku juga merasa kalau kontol Macan yang masih terkubur dalam nonokku itu juga masih keras, sehingga ketika kucoba menggerak gerakkan pantatku kurasakan kontol Macan masih mengganjal dalam liangku itu.Ketika Macan merasakan gerakan pantatku, ia menggerakkan kepalanya dan menatapku sambil berkata, "enak ya........apa kamu mau lagi ? Aku tidak menjawab tetapi aku hanya menyeringai saja, kucium bibir Macan dengan gemas sambil mendekapnya erat erat. Pelan pelan Macan menggerak gerakkan kontolnya lagi, kurasakan kontol Macan mulai mengembang didalam nonokku sampai akhirnya memadati nonokku lagi. Aku menggigit bibirku ketika Macan menekan ujung kontolnya sehingga leher rahimku yang tentunya sangat perasa itu tergosok keras sekali. Kontol Macan sebenarnya cukup panjang tetapi karena agak melengkung maka kelihatan pendek namun ukurannya gemuk sekali sehingga untuk nonokku yang masih baru dipakai ini menimbulkan rasa geli yang luar biasa karena membuat liangku padat dan selalu menggesek tempat tempat yang sensitif dinonokku itu.. Aku mencoba menguakkan kakiku lebih lebar lagi agar supaya nonokku mampu menelan semua kontol Macan, tetapi usahaku sia sia karena liangku sudah benar benar menganga namun aku tetap tak berhasil membuat bagian dalam nonokku terpuaskan, ini semua membuat aku mulai menggerakkan pantatku agar supaya kontol Macan lebih tepat tujuannya yaitu bagian dalam nonokku, memang aku merasakan geli ketika batang kontol Macan menggesek gesek itilku, tetapi rasanya masih kurang jika leher rahimku belum digosok dengan keras memakai ujung kontol Macan itu. Aku mulai merasa kesal dengan gerakan Macan yang kurang bersemangat itu, karena Macan hanya memaju mundurkan kontolnya secara lamban sambil terus menerus menciumi bibirku serta meremas remas susuku. Yang aku inginkan adalah gerakan yang cepat sehingga rasa gelinya betul betul terasa. Ketika aku bisikkan hal ini pada Macan, dia langsung menuruti permintaanku ini, namun apa lacur, baru saja Macan bergerak cepat, kontolnya sudah menyembur nyembur lagi, rupanya dia sudah mencapai kepuasannya. Aku yang tak mengerti semua ini berusaha mengimbangi tusukan Macan dengan lebih keras memutar mutar pantatku, tapi Macan merintih kegelian, rupanya dia tak tahan dengan gerakanku sehingga merintih rintih. Aku yang sudah kesetanan tak perduli, selama masih terasa mengganjal, maka aku terus menggoyangkan pantatku agar ujung kontol Macan dapat menyentuh dasar nonokku , kucengkeram punggung Macan ketika kurasakan rasa geli yang makin memuncak dalam tubuhku, mataku mendelik merasakan kenikmatan yang berkumpul didalam nonokku sampai akhirnya srooot....ujung kontol Macan berhasil menyentuh dasar nonokku, saat itulah aku berteriak lega dan..........nonokku mengejang merasakan nikmatnya persetubuhan ini. Aku betul betul puas, karena aku berhasil mendapatkan apa yang kuinginkan dari Macan, aku setengah tak perduli ketika Macan mengomel panjang pendek karena aku memaksakan kepuasanku sendiri meskipun saat itu kontol Macan sudah lemas. Aku hanya tersenyum saja mendengarkan omelannya, yang penting saat ini adalah istirahat, karena setelah dua kali bersetubuh rasanya badan jadi letih dan lemas sekali. Ini adalah pengalaman malam pertamaku , sebenarnya melihat Macan yang loyo itu aku sudah curiga kalau dia kurang mampu dalam hal yang satu ini.

pengalaman liang pantat dimasikkin kontol

Sebagai seorang perempuan , cara hidupku sangat penuh dengan aturan aturan adat istiadat yang membuat aku harus selalu bersikap tertutup didepan umum. Baru ditengah keluarga aku boleh bersikap lebih terbuka dengan bergurau dan bercanda. tetapi bagiku yang kuperlukan bukanlah bercanda hanya dengan saudara saudaraku, tetapi aku juga butuh bercanda dengan teman yang lain terutama yang pria. Namun semua ini hanyalah keinginanku saja, karena sampai aku menginjak usia dewasa, aku bukannya menjadi bertambah bebas, justru aku makin menjadi terkungkung oleh adat istiadat .Ketika usiaku menginjak 13 tahun, aku mulai merasakan perubahan perubahan dalam diriku, kurasakan saat itu buah dadaku mulai bertambah montok, belum lagi ketiakku mulai ditumbuhi dengan bulu bulu halus yang membuat aku merasa malu pada teman temanku, namun dibalik itu aku mulai merasakan adanya gejolak gejolak aneh dari dalam diriku setiap kali aku memandang tubuhku yang telanjang didepan kaca. rasanya aku merasakan tubuhku panas dan sepertinya dari buah dadaku yang sudah mengembang besar itu terasa geli. Aku tak mengerti semua ini, setiap kali aku merasakan semua ini aku hanya dapat diam saja, paling paling aku hanya meremas sendiri buah dadaku agar tidak terasa geli, tapi semuanya tak menolong. Sampai suatu ketika aku menjadi kaget ketika saat mandi aku melihat celana dalamku penuh dengan darah. Aku menangis menemui Ibu ku dan mengatakan semua ini. Dengan tertawa Ibu ku berkata bahwa sekarang aku sudah akil balig karena aku sudah mendapat haid. Baru saat itulah aku mengerti lebih jelas tentang diriku sebagai wanita, sehingga ketika dari kemaluanku mulai tumbuh bulu bulu keriting yang makin lama makin memenuhi bukit nonokku, aku bukannya takut bahkan aku menjadi bangga, Setiap pagi kuperhatikan bulu bulu itu, kucuci dengan sabun dan kulap dengan handuk, begitu juga dengan bulu ketiakku yang makin hari makin bertambah lebat. Semua ini berlangsung sampai usiaku menginjak 16 tahun. Pada usia 16 tahun ini aku merasakan bahwa tubuhku sudah benar benar mekar sempurna, badanku cukup jangkung untuk ukuran perempuan seumurku yaitu 170 cm, aku memiliki sepasang buah dada yang sangat montok dan kencang, puting susuku berwarna kecoklatan sangat serasi dengan kulitku yang agak kehitaman ini, begitu juga dengan kakiku panjang sekali dan dipangkal pahaku penuh dengan kerimbunan jembut yang hitam legam hampir mencapai kepusarku. Semua ini seringkali membuat aku sangat bangga dengan diriku, karena hampir semua teman putriku iri melihat badanku yang seksi ini. Tetapi ada satu hal yang seringkali membuat aku gelisah, karena dengan bertambah dewasanya usiaku aku makin merasakan gejolak birahiku makin menggebu gebu. Setiap kali aku telanjang bulat sendirian, aku selalu merasakan nonokku basah dan sepertinya ada rasa yang tidak enak diselangkanganku ini. Begitu juga susuku seringkali putingnya menjadi kaku dan terasa geli sekali bila disentuh. Suatu kali ketika kurasakan nonokku basah dan terasa ada yang mengganjal diselangkanganku, timbul keinginanku untuk mengetahui apa yang membuat rasa tak enak diselangkanganku itu. Ketika kusibakkan jembutku yang lebat dan panjang itu serta kukuakkan bibir nonokku, barulah aku tahu bahwa ternyata itilku yang mengembang membuat nonokku serasa terganjal. Memang itilku besar sekali hampir sebesar biji salak jika sedang ngaceng. Ketika kusentuh dengan jariku, aku langsung seperti tersengat oleh rasa geli yang menjalar keseluruh tubuhku. Aku tak dapat berbuat apa apa karena memang aku tak mengerti, tetapi aku sadar bahwa aku mempunyai nafsu yang besar, namun karena tidak punya jalan pelepasannya, maka sampai saat itu aku masih belum tahu cara menikmatinya.keduaPada usiaku yang kesembilan belas, aku sudah menyelesaikan SMA ku dan rencananya aku kepengen meneruskan pelajaranku keperguruan tinggi. Tetapi pada waktu itu oleh Bapak dan Ibu aku dikenalkan pada seorang laki laki yang rencananya akan dijodokan dengan aku. Meskipun saat ini bukan jamannya Siti Nurbaya, tetapi adat istiadat bangsaku membuat aku tak berdaya untuk menolak kemauan orang tuaku ini. Dan sebenarnya yang paling penting, dengan punya teman laki laki berarti aku bisa bereksperimen untuk mengetahui nikmatnya seks.Calon suamiku bernama Macan dia seorang pemuda anak orang kaya, pada awal perjumpaan kelakuannya memang alim sekali, tetapi pada beberapa pertemuan berikutnya ketika orang tuaku sudah tidak ikut menemani kami, maka omongannya mulai melantur dan jorok, tetapi anehnya aku menyukai semuanya itu. Bahkan aku berharap agar dia berbuat lebih dari pada sekedar omong saja. Orang tuaku memberi kebebasan untuk aku dan Macan berpacaran, mereka selalu membiarkan kami berdua dikamar tamu, bahkan kadang kadang mereka pergi meninggalkan kami berdua dengan seorang pembantu dirumah. Ini semua membuat Macan jadi makin berani dan akupun selalu bersikap meladeni apapun juga yang dilakukan Macan, karena aku tahu bahwa Macan akan mampu memenuhi rasa ingin tahuku yang sangat besar itu.Siang itu aku sendirian dirumah, karena kedua orang tuaku pergi ke Pasuruan untuk suatu urusan, dalam keadaan kesepian aku mencoba menelepon Macan dirumahnya, ternyata Macan ada dirumah dan iapun juga sedang menganggur tanpa pekerjaan. Ketika kuberitahu bahwa orang tuaku sedang pergi dan kutawari agar dia datang kerumahku Macan setuju. Tidak sampai sepuluh menit kemudian kudengar suara mobil Macan berhenti didepan rumahku, aku berlari lari keluar untuk membukakan pintu. Setelah kupersilahkan duduk, aku masuk sebentar untuk mengambilkan minum dan kemudian aku duduk mendampinginya. Mula mula kami omong omong saja, tetapi tangan Macan mulai mengembara kepahaku dan bibirnya mulai juga menciumi bibirku, lidahnya dijulurkan memasuki mulutku akupun membalasnya dengan menjulurkan lidahku sehingga lidah kami saling berkaitan. Kupeluk Macan erat erat karena aku mulai bernafsu menikmati ciuman Macan yang hangat itu, apalagi ketika kurasakan tangan Macan menyelusupi bajuku dan meremas susuku yang kanan. Aku menggeliat karena puting susuku terasa geli sekali oleh sentuhan jari jari Macan, yang meremas susuku dengan bernafsu sekali. Tidak puas dengan satu tangan Macan memasukkan kedua tangannya kedalam bajuku dan mulai meremas serta memilin milin puting susuku. Aku menjadi gelisah karena remasan tangan Macan membuat nonokku jadi gatal dan berair, kupeluk Macan makin erat sambil makin menekankan bibirku kebibir Macan sekedar untuk menahan nafsuku yang membara itu. Tidak puas dengan meremas remas dadaku, tangan Macan makin turun kebawah dan mulai meremas remas pantatku, aku menggelinjang dan mulutku mulai mendesah, dalam hatiku aku agak takut juga, karena saat itu seperti biasanya kalau sedang dirumah, maka aku tidak memakai celana dalam. Aku yakin bahwa Macan mengetahui hal ini, karena mendadak tangannya sudah menyentuh bukit nonokku yang penuh jembut dan meremasnya dengan lembut. Saat itu aku benar benar pasrah aku hanya menunggu apa yang akan dilakukan Macan, karena semuanya terasa nikmat dan geli. Ketika Macan berbisik agar aku membuka bajuku dengan sigap aku segera melepasnya. Begitu melihat susuku yang tanpa penutup itu Macan langsung menciuminya serta menghisap putingnya sembari terus menerus meremas remasnya. Tanpa sadar aku mencakar punggung Macan karena aku merasakan kegelian yang amat sangat disamping nonokku rasanya seperti bengkak dan basah kuyup oleh nafsuku sendiri. Dalam keadaan tubuh separuh telanjang Macan membaringkan aku diatas sofa, sambil bibirnya terus menghisap puting susuku yang sudah membatu itu tangan Macan mulai beraksi melepaskan rokku yang bawah. Aku bukannya berusaha melarangnya, malahan aku sengaja mengangkat pantatku supaya Macan lebih mudah membukanya. Begitu rokku ditarik kebawah, terpampanglah sudah tubuhku dalam keadaan telanjang bulat. Meskipun sudah seringkali kami bermesraan seperti ini, tetapi untuk telanjang secara utuh, baru kali ini aku lakukan. Tak heran bilamana Macan begitu terangsang melihat pangkal pahaku yang jembutnya lebat seperti hutan itu. Diciuminya jembutku sambil menggosok gosokkan hidungnya keselangkanganku.dengan penuh nafsu. Rasa gatal yang ditimbulkan oleh gesekan kulit hidung Macan dengan jembutku membuat aku menjadi gelisah. Maka bila semula tadi pahaku seperti terkunci rapat karena rasa tegang, maka tanpa kusadari pelan pelan terkuak membuat Macan makin belingsatan karena nonokku yang masih perawan itu terpampang dihadapannya. Tanpa sungkan Macan langsung saja menciumi itilku yang sudah kaku seperti batu itu dan menjilati dengan lidahnya. Aku merasa seperti kena listrik begitu lidah Macan menyentuh ujung itilku.......rasanya enak sekali....... geli gatal semuanya menjadi satu. Kurengkuh kepala Macan yang menempel disela sela pahaku dan kutekan keras keras agar makin menempel kenonokku. Inilah benar benar kenikmatan yang selama ini aku ingin rasakan...begitu nyata dan nikmat...geseran lidah Macan diujung itilku membuat nafsuku memuncak, apalagi ketika Macan juga mulai menjilati bagian dalam nonokku itu. Kudengar suara berkecipak ketika Macan menjilati nonokku yang sudah basah kuyup itu. Aku benar benar seperti kena sihir, aku merintih rintih oleh rasa nikmat itu. Rupanya Macan sendiri sudah tak tahan dengan semua ini. Ia tiba tiba menghentikan gerakannya dan berdiri, aku sangat terkejut kutatap wajah Macan yang berdiri didepanku, rupanya Macan sedang melepaskan pakaiannya dan telanjang bulat. Aku kaget sekali ketika melihat kontol Macan yang dalam pandanganku begitu besar dan menyeramkan. Kontolnya berwarna coklat kehitaman melengkung dengan ujungnya yang pelontos persis seperti jamur , panjang sekali. Baru kali ini aku melihat kontol pria yang sesungguhnya, apalagi dalam keadaan ngaceng seperti kepunyaan Macan saat ini sungguh mendebarkan dan benar benar menakutkan, aku tak dapat membayangkan seandainya barang yang sebegitu besar dimasukkan dalam liang nonok yang sempit.Selesai melepaskan semua pakaiannya, Macan kembali mulai menciumi nonokku dan juga menjilati liang nonokku, agar supaya lebih leluasa menjilati bagian dalamnya, Macan merentangkan kakiku lebih lebar lagi sehingga nonokku makin merekah. Aku merasakan kehangatan lidah Macan menelusuri bagian dalam nonokku, enak sekali......Macan benar benar pandai menjilati nonok, aku menggelepar gelepar setiap kali lidahnya menyapu bagian bagian yang peka dari nonokku, rasa geli yang kurasakan sepertinya tak tertahankan lagi hingga tiba tiba aku menjerit karena kurasakan suatu desakan dari dalam liang nonokku seperti terlepas keluar. Kurasakan dinding nonokku sepertinya berdenyut denyut nikmat sekali disertai mengalirnya cairan hangat dari dalamnya. Badanku jadi kaku menahan rasa nikmat yang tiada taranya itu, kutekankan kepala Macan keselangkanganku dan kujepit kepalanya dengan kedua pahaku agar aku dapat lebih menikmati rasa geli yang luar biasa ini. Ketika rasa nikmat itu mulai berkurang, akupun merasa sangat lemas sekali. Kulepaskan kepala Macan dan aku terpejam merasakan keletihan yang luar biasa, aku sepertinya tak merasakan apapun, yang terbayang hanyalah rasa nikmat yang diberikan Macan ketika dia menjilati nonokku. Tiba tiba aku merasa kaget ketika kurasakan ada benda hangat menempel dibibirku, ketika kubuka mataku, barulah aku tahu kalau benda itu adalah kontol Macan . " Ayo sekarang kamu hisap punyaku ya" begitu bisik Macan kepadaku. Dengan ragu ragu aku mencoba menjilat dahulu ujung kontolnya yang licin berkilat itu, terasa asin, ketika Macan agak memaksa agar mulutku menganga lebih lebar maka aku mulai kuatir kalau kontol sebesar itu tak bisa masuk kedalam mulutku. " Jangan sampai kena gigimu, sakit" aku hanya diam saja mendengar kata kata Macan, tetapi kucoba untuk tidak sampai gigiku mengenai batang kontolnya. Pelan pelan Macan menekan kontolnya memasuki mulutku, ketika sudah hampir separuh kontolnya masuk, aku mulai tersedak. Kutahan perut Macan dan ia menurut. Disuruhnya aku untuk menghisap hisap dan mengenyot batang kontolnya serta memaju mundurkan bibirku. Ketika kuturuti semua keinginan Macan itu, kulihat Macan memejamkan matanya sambil mendesis seperti keenakan, tangannya meremas remas susuku sepertinya ingin meremukkannya, tetapi anehnya aku tak merasa sakit justru nikmat sekali. Tak lama aku menghisap kontolnya, tiba tiba saja Macan mengejang dan kurasakan ada cairan kental menyembur dari kontolnya memenuhi rongga mulutku, aku terkejut sekali, dengan spontan kutarik mulutku dan kumuntahkan cairan kental yang sudah terlanjur masuk kemulutku itu. Macan sangat kaget dengan tindakanku itu tangannya segera memegang kontolnya yang masih terus mengeluarkan cairan putih kental dari ujungnya itu, karena kulepaskan maka cairan itu menyemprot keluar membasahi mukaku dan susuku. Setelah beberapa saat barulah cairan kental itu berhenti keluar dari kontol Macan. Macan langsung mengomel "kenapa kamu cabut, aku baru merasa enak kok kamu lepas" Aku benar benar tak mengerti dengan semua ini, aku kebingungan mencari lap untuk membersihkan cairan kental yang menempel dimuka serta disusuku. Ketika Macan menyerahkan saputangannya, dengan segera kubersihkan semua cairan kental yang berwarna putih seperti susu itu. Saat itu barulah aku sadar kalau inilah yang namanya sperma itu. Tak kusangka bahwa begitu banyak sperma yang dikeluarkan Macan, dan aku jadi agak menyesal karena membuat dia jadi kurang puas menikmati hisapanku tadi. Semuanya disebabkan karena kekurang mengertinya aku. Ketika kulirik lagi, kulihat kontol Macan sudah tidak berdiri seperti tadi lagi, saat ini kontolnya sudah menunduk, aku tersenyum melihat kontol Macan seperti itu. Macan diam saja, hanya dia mengambil saputangannya tadi dan melap kontolnya sampai bersih. Karena aku sadar kalau aku sudah mengecewakannya, maka aku mencoba mengambil hatinya dengan mengelus elus kontolnya yang sudah mengkerut itu, sementara nonokku yang masih berlepotan cairan lendir itu kuhadapkan kemuka Macan. Benar saja, Macan langsung hilang marahnya, ia kembali lagi menjilati nonokku, terutama dibagian luar yang tadinya penuh dengan lendir itu. Karena posisiku yang setengah duduk tetapi agak mengangkang, maka aku dapat melihat dengan jelas semua tingkah Macan yang menjilati nonokku itu, kedua belah tangannya menguakkan bibir nonokku sehingga itilku makin maju kedepan, itulah yang menjadi sasaran lidah Macan. Rasa geli kembali menyerang tubuhku, tanpa sadar aku meremas remas sendiri buah dadaku. Tiba tiba Macan berdiri sehingga aku bisa melihat kontolnya yang sudah ngaceng lagi itu. Dengan agak berjongkok Macan menuntun kontolnya kearah liang nonokku. Aku kaget sekali dan segera memberontak, karena untuk yang satu ini aku belum berani. Aku benar benar takut menjadi tidak perawan, kalau cuma dijilat atau menghisap kontol saja aku masih bersedia, tetapi kalau sudah dimasukkan, nanti dulu............ Macan agak malu melihat penolakanku itu, dikiranya mungkin aku pasti mau mengingat apa yang sudah kami lakukan tadi. Aku berkata pada Macan kalau untuk yang satu itu aku belum berani, tetapi kalau yang lainnya boleh saja, karena aku juga suka. Macan rupanya tidak kehilangan akal, ia menyuruh aku berbalik lalu ditunggingkannya pantatku keatas, kurasakan lidah Macan menyelusupi liang pantatku, rasanya geli membuat aku terkikik karena jijik. Tapi jilatan Macan tidak hanya disitu saja, lidahnya berpindah pindah dari liang pantat kebibir nonokku kemudian pindah lagi keitilku, semuanya membuat aku jadi terbang keawang awang lagi. Ketika Macan membasahi pantatku dengan ludah yang banyak aku tetap tak sadar apa yang dimaui Macan baru ketika kurasa perih dipantatku, aku sadar bahwa kontol Macan sudah dimasukkan kedalam pantatku. Aku merintih kesakitan, tetapi Macan menyuruh aku diam dan menikmati semuanya itu. Aku menggigit bibir menahan sakit, sementara tangan Macan terus terusan meremas susuku dan memilin milin putingku. Ketika rasa sakitku sudah mulai hilang, kurasakan betapa liang pantatku seperti diganjal dengan tongkat yang besar sekali. Aku kembali meringis ketika Macan menarik kontolnya pelan pelan sekali, melihat aku merintih, Macan segera menggosok itilku dengan jarinya sehingga aku merasa geli dan melupakan sakitku. Demikian terus Macan menggelitik itilku sehingga tiba tiba dia melenguh dan spermanya menyemprot kedalam liang pantatku. Macan menjadi lega dengan semua ini. Akupun menjadi lega karena dapat menyenangkan pacarku.

menyemprotlah mani saya diantara teteknya ahh nikmat

Saya waktu itu emang lagi nggak ada pacar alias kosong. Udah lama juga sih sekitar hampir 2 tahun. Bagaimana coba rasanya ? sepi sekali.Salah satu teman saya membawa saudaranya yang katanya baru pulang liburan sekolah di Canada. Sebutlah namanya Mira (bukan nama asli). Saya dikenalkan oleh teman saya itu. Kami ngobrol ngobrol cukup lama juga, bahasa inggrisnya Mira udah kayak native speaker. Mira itu kulitnya antara kuning dan coklat, badannya ramping pokoknya kayak gitar spanyol. Payudaranya tidak terlalu besar dan tidak kecil yah sedanglah. Waktu pertama ngeliat, saya udah tertarik ama dia. Wajahnya lumayan lah, pokoknya saya tertarik.Malam itu dia pakai pakaian ketat rok mini terusan. Waktu ngobrol, dia bilang ingin melihat lihat harga makanan dilantai bawah. Teman-teman saya langsung teriak teriak "temani Mira tuh ke bawah". Akhirnya saya temani kebawah. Dia jalan nempel ke saya, lalu bilang "gandeng saya dong"? Saya gandeng tangannya, saya merasakan aliran darah yang cepat ke jantung saya, rasanya saya udah melayang dan kemudian saya ereksi atau konak. Tangan saya dimain-mainkan dan kemudian diusap-usap ke daerah dadanya dan selangkangan. Saya nggak tahan lagi rasanya.Dia bilang "Wan, ahh enak deh".Kemudian kita makan di restoran bersama teman teman saya, selama makan, kakinya mendarat di selangkangan saya dan memijat-mijat kemaluan saya, tentu saya konak itu semua terjadi di bawah meja, teman-teman saya nggak ada yang tau. Kemudian kita berdua jalan memisah dari teman teman saya yang lainnya. Kita naik lift, tapi kita nggak mencet tombol lantai. Ketika lift kosong, dia bilang "sekarang ngapain ya ?". Saya yang udah nggak tahan langsung menabrak dan menciumi dia dan menjilati lehernya, Mira cuma bisa mengerang dan berdesah desah "ahhh uhhhh Wan, ahhh uhhh Wan, uhhh uhh, napasnya semakin menderu. Tapi akhirnya ada orang yang menyetop lift. kita kemudian keluar dari lift menuju tangga darurat dan memulainya lagi. Saya jilati dadanya lehernya dan kemudian dia membuka pakaiannya, wah nggak pake pakaian dalam sama sekali dan teteknya menggelantung dengan puting yang coklat, langsung saya lahap, saya lumat saya emut emut kedua belah teteknya, si Mira mengerang ngerang, ahh Wan terus Wan ahhh uhh dan mencakar cakar punggung saya. Saya semakin buas, saya nggak tahan lagi, saya pelorotin bajunya semua dan terlihat vagina dan jembutnya yang lebat saya emut emut memeknya dan memang udah basah dari tadi. Mira menegang dan berteriak auuuuhhhhhhhhh dan menjambak jambak rambut saya.Mira minta agar memeknya dimasukin penis saya secepatnya, saya bilang nggak mau karena saya nggak bawa kondom, akhirnya saya buka celana saya dan sambil memakai celana dalam saya usap usap penis saya ke memeknya dia. Saya percepat usapannya sembari melumat lehernya, rasanya saya benar benar nggak tahan. Wan terus wan katanya kita berkulum kulum mulut sambil bergoyang seperti memompa mompa. Akhirnya Mira menegang lagi untuk kedua kalinya, saya semakin percepat goyangan saya sampai akhirnya ada yang mau keluar dari penis saya, saya buka celana dalam saya dan menyemprotlah mani saya diantara teteknya Mira, ohhhhh saya berteriak kecil " Miraaaaaa", kemudian dia mengelap dadanya dengan tissu yang dibawanya,

Tante hobi jilat sperma kulum penis kontol

Malam ini gairahku memanas, kulihat suamiku sedang sibuk menulis diruang kerjanya, kuhampiri dia dengan memakai pakaian dan wewangian yang merangsang. Suamiku hanya tersenyum saja, kudekati dan kuelus tubuhnya dari belakang dia tidak menampakkan imbangan gairahku. Aku jadi uring-uringan setelah mendengar permohonannya untuk tidak mengganggunya beberapa saat, gairahku padam dan aku kecewa. Kuhidupkan televisi dan tak berapa lama suamiku menjemput untuk mengajakku tidur tapi sayang aku telah kecewa. Kulayani suamiku asal-asalan saja dan terus tidur. Jika pagi tiba aku manusia super sibuk menyiapkan segala keperluan anak dan suami, tetapi begitu suami dan anakku berangkat rumahku menjadi sunyi. Biasanya untuk menghilangkan kejenuhan aku melakukan kegiatan membersihkan rumah dan membuka site internet mencari teman ngobrol dan sesekali membuka site porno. Suasana pagi ini berbeda jauh, musim liburan sekolah anak-anakku berlibur di rumah neneknya praktis tinggal aku sendiri. Saat kubuka salah sati site porno nampak adegan yang cukup membuat kepalaku pusing apalagi tadi malam aku kecewa terhadap suamiku. Aku keruang televisi setelah mematikan komputer dan menghidupkan film porno VCD yang kupinjam tanpa sepengetahuan suamiku, hal ini sering kulakukan untuk menghilangkan kejenuhan. Saat kulihat penis besar masuk dalam mulut mungil cewek bule nafsuku melambung, tanpa terasa tanganku memijit memekku yang basah dan berair, tiba-tiba aku merasakan ada orang yang mengintipku, saat kutoleh kebelakang jantungku berdebar keras, ceoat-cepat kurapikan baju, cepat-cepat kuraih remote televisi dan kumatikan, aku berdiri sambil marah - marah karena malu ,cc.. " He dik Rio,c kenapa masuk rumah tidak mengetuk dulu,cc.." bentakku " E,cc.. maaf tante aku mau menyerahkan undangan karang taruna dan tadi kulihat pintu depan rumah tante tidak tertutup dan kudengar seperti suara orang bertengkar makanya aku masuk perlahan-lahan dan kiranya,ccc.. " Rio tidak meneruskan perkataannya, dia tertunduk dan menyodorkan undangan yang dimaksud. Aku berfikir keras bagaimana nantinya aku akan jadi bahan omongan dikalangan anak muda jika Rio bercerita pada temannya. " Eh dik Rio jangan cerita apa-apa yan sama temennya tentang tante saat ini" Rio hanya tersenyum penuh arti aku semakin bingung, kupegang tangan Rio dia terkejut, kulemparkan senyumku penuh arti dan Rio tanggap. Direngkuhnya tubuhku dan berbisik,cc. " Kenapa tante harus melakukan sendiri, padahal aku sudah dari tadi melihat semuanya,c." Tanyanya penuh nafsu dan aku akan diam seterusnya. " Kenapa kamu juga hanya diam saja Rio,c. Kalau sudah tahu dari tadi,c." Balasku dan diluar dugaan rio menggendongku menuju sofa dipojok ruang. Saat aku terlentang rio dengan cekatan meraba bibirku dengan bibirnya. Tangannya berusaha menggapai payudaraku yang sudah mengeras. Aku tak bisa bernafas menerima perlakuan rio yang ganas membuatku merinding seluruh tubuh ini. " Aku akan melakukan seperti yang sudah tante lihat ditelevisi" katanya, aku tidak mendengar lagi kelanjutan omongannya karena aku saat ini sudah tidak memakai baju dan merasakan bagaimana lidah rio menjelajah memekku. Gelinya seakan-akan sudah diubun-ubun. Kujepit kepala rio diantara dua pahaku untuk menahan geli yang luar biasa. Tangannya kurasakan berjalan senti demi senti menelusuri tubuhku. Aku jagi semakin gila merasakan ulah rio yang demikian. " Riiiiiiooooooo,c.. ahhhhhhhhh " aku mengerang panjang,c.. " Apa tante,ccc" jawabnya perlahan dan melanjutkan lagi kegiatannya, kurasakan klentitku digigit kecil-kecil sehingga aka menjerit keenakan. Kutarik rambut rio untuk menjauh dari memekku tapi semakin kutarik, kepala rio semakin kuat terbenam dan kurasakan memekku penuh dengan lidah rio sampai kedalam. Sambil menghisap dan menjilati memekku rio membuka sendiri baju dan celananya. Aku penasaran dan geli, kini aku duduk dan rio kusuruh berdiri, dengan perlahan dan mengelus seluruh tubuhnya rio mulai kuperlakukan maksimal. Mula-mula kulihat rio tersenyum dan mendesak, tetapi saat tanganku meraba luar CD nya rio mulai memejamkan mata dan,cc.. Aaaaaahhhhhhhhh zzzzzzzzzz kudengar suaranya yang aneh saat kutarik keras CD nya dan kulihat batang penisnya sudah berdiri tegak manantang. Kuperkirakan ukurannya normal saja 13 CM kaku dan hitam legam, kupegang ujungnya sudah mengeluarkan cairan bening. Kugosok maju mundur penis rio semakin hitam mengkilat, Rio sudah tak tahan dimajukan pantatnya agar penisnya mengarah pada mulutku, tapi kuhindari dan membuat rio semakin bingung. Dipegangnya kepalaku dan batang penisnya diarahkan sejajar dengan mulutku. Aku tetap menutup rapat mulutku, sehingga penis rio hanya menempel pada luar mulutku saja. Rio memaksakan diri dan akhirnya sambil kupegang batang penis rio dan kubuka mulutku,c perlahan penis hitam masuk memenuhi mulutku yang mungil. Rio menjerit dan mendengus hebat, kulihat rio mulai gemeteran karena posisinya dia berdiri dan aku semakin asik menghisap penis hitam itu. Kujilat seluruh permukaannya serta telurnya kumasukkan dalam mulutku berganti-ganti. Rio memegang kepalaku dan menuntun maju mundur sementara susu dan memekku dibiarkan menganggur. Tangan kananku memegang penis dan kini tangan kiriku memegang memekku sendiri karena kedua tangan rio sibuk memegang kepala dan menyibakkan rambuktu yang awut-awutan. Kurasakan memekku kembali basah sementara mulutku sudah puluhan kali maju mundur merasakan penis rio,c. Akhirnya rio menarik mundur penisnya menjauh dari mulutku, didorongnya tubuhku hingga aku terlentang lagi dan kaki kananku diangkat ditaruh pada pundaknya sedangkan kaki kiriku dibiarkan menggelantung. Rio tersenyum melihat memekku terbelah lebar dan dengan tidak sabar rio menggiring kepala penisnya menuju lubang memekku. Kurasakan betapa penuhnya mulut memekku menerima penis dengan perlakuan seperti itu. Setelah seluruh batang penis mengisi memekku rio perlahan=lahan memaju mundurkan penisnya mengocok memekku yang semakin basah. Melihat susuku bergoyang-goyang tangan rio menggapai dan memeras perlahan. Ujung susuku dipelintir perlahan dan kurasakan geli yang luar biasa. Rio terus bergoyang dan tanpa sadar aku semakin mengimnagi permainannya. Kugoyangkan pinggulku berputar sementara kakiku menjadi sasaran mulut rio. Mulutku terengah engah melihat kelakuan rio yang semakin lama semakin cepat. Keringatku mulai muncul demikian juga rio. Susuku semakin keras diremas sementara kaki kiriku tetap bergelantungan. Badanku mulai menegang dan aku menjadu kaku sejenak saat kurasakan kenikmatan yang tiada tara,cc" Rio aku sudah nggak tahan,cc." Ahhhhhhhhhhhhh aaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh enggggghhhhhhhhhhhh,c tapi rio tak perduli terus digosokkan penisnya maju mundur pada memekku,cc.. " sebentar Tante aku masih belum" jawabnya sambil pantatnya tetap begoyang menuruti irama penisnya. Tak seberapa setelah aku mengalami kenikmatan yang tiada tara, Rio berguman keras " Aaaaahhhhhhh aku mau kelar tante,,cccc" suaranya parau sambil pantatnya terus digerakkan. Mendengar perkataan itu aku menjadi begrairah dan,cccc kurasakan ada semprotan hangat didinding memekku aku menjadi semakin nyaman saranya. Kutahan pantatku dan kuraih pantat rio untuk penisnya tetap menempel pada memekku. Rio berteriak hebat demikian pula aku. Setelah itu kukeluarkan penis rio dan kulihat masih ada sisa-sisa ketegangan disana,c dengan sigap mulutku bekerja membersihkan penis rio yang masih basah. Kuhisap kuat-kuat penisnya dan kurasakan sisa-sisa sperma masih keluar dari lubang penisnya,c. Asin gurih,c..Rio kegelian, tapi tak kuhiraupan mulutku tetap mengelomoh batang penis yang mulai lembek. Akhirnya setelah bersih kukeluarkan penis dari mulutku dan kulihat penisnya sudah lemas dan tergeletak menggelantung.