HOT..!!!

abg

pengalaman liang pantat dimasikkin kontol

Sebagai seorang perempuan , cara hidupku sangat penuh dengan aturan aturan adat istiadat yang membuat aku harus selalu bersikap tertutup didepan umum. Baru ditengah keluarga aku boleh bersikap lebih terbuka dengan bergurau dan bercanda. tetapi bagiku yang kuperlukan bukanlah bercanda hanya dengan saudara saudaraku, tetapi aku juga butuh bercanda dengan teman yang lain terutama yang pria. Namun semua ini hanyalah keinginanku saja, karena sampai aku menginjak usia dewasa, aku bukannya menjadi bertambah bebas, justru aku makin menjadi terkungkung oleh adat istiadat .Ketika usiaku menginjak 13 tahun, aku mulai merasakan perubahan perubahan dalam diriku, kurasakan saat itu buah dadaku mulai bertambah montok, belum lagi ketiakku mulai ditumbuhi dengan bulu bulu halus yang membuat aku merasa malu pada teman temanku, namun dibalik itu aku mulai merasakan adanya gejolak gejolak aneh dari dalam diriku setiap kali aku memandang tubuhku yang telanjang didepan kaca. rasanya aku merasakan tubuhku panas dan sepertinya dari buah dadaku yang sudah mengembang besar itu terasa geli. Aku tak mengerti semua ini, setiap kali aku merasakan semua ini aku hanya dapat diam saja, paling paling aku hanya meremas sendiri buah dadaku agar tidak terasa geli, tapi semuanya tak menolong. Sampai suatu ketika aku menjadi kaget ketika saat mandi aku melihat celana dalamku penuh dengan darah. Aku menangis menemui Ibu ku dan mengatakan semua ini. Dengan tertawa Ibu ku berkata bahwa sekarang aku sudah akil balig karena aku sudah mendapat haid. Baru saat itulah aku mengerti lebih jelas tentang diriku sebagai wanita, sehingga ketika dari kemaluanku mulai tumbuh bulu bulu keriting yang makin lama makin memenuhi bukit nonokku, aku bukannya takut bahkan aku menjadi bangga, Setiap pagi kuperhatikan bulu bulu itu, kucuci dengan sabun dan kulap dengan handuk, begitu juga dengan bulu ketiakku yang makin hari makin bertambah lebat. Semua ini berlangsung sampai usiaku menginjak 16 tahun. Pada usia 16 tahun ini aku merasakan bahwa tubuhku sudah benar benar mekar sempurna, badanku cukup jangkung untuk ukuran perempuan seumurku yaitu 170 cm, aku memiliki sepasang buah dada yang sangat montok dan kencang, puting susuku berwarna kecoklatan sangat serasi dengan kulitku yang agak kehitaman ini, begitu juga dengan kakiku panjang sekali dan dipangkal pahaku penuh dengan kerimbunan jembut yang hitam legam hampir mencapai kepusarku. Semua ini seringkali membuat aku sangat bangga dengan diriku, karena hampir semua teman putriku iri melihat badanku yang seksi ini. Tetapi ada satu hal yang seringkali membuat aku gelisah, karena dengan bertambah dewasanya usiaku aku makin merasakan gejolak birahiku makin menggebu gebu. Setiap kali aku telanjang bulat sendirian, aku selalu merasakan nonokku basah dan sepertinya ada rasa yang tidak enak diselangkanganku ini. Begitu juga susuku seringkali putingnya menjadi kaku dan terasa geli sekali bila disentuh. Suatu kali ketika kurasakan nonokku basah dan terasa ada yang mengganjal diselangkanganku, timbul keinginanku untuk mengetahui apa yang membuat rasa tak enak diselangkanganku itu. Ketika kusibakkan jembutku yang lebat dan panjang itu serta kukuakkan bibir nonokku, barulah aku tahu bahwa ternyata itilku yang mengembang membuat nonokku serasa terganjal. Memang itilku besar sekali hampir sebesar biji salak jika sedang ngaceng. Ketika kusentuh dengan jariku, aku langsung seperti tersengat oleh rasa geli yang menjalar keseluruh tubuhku. Aku tak dapat berbuat apa apa karena memang aku tak mengerti, tetapi aku sadar bahwa aku mempunyai nafsu yang besar, namun karena tidak punya jalan pelepasannya, maka sampai saat itu aku masih belum tahu cara menikmatinya.keduaPada usiaku yang kesembilan belas, aku sudah menyelesaikan SMA ku dan rencananya aku kepengen meneruskan pelajaranku keperguruan tinggi. Tetapi pada waktu itu oleh Bapak dan Ibu aku dikenalkan pada seorang laki laki yang rencananya akan dijodokan dengan aku. Meskipun saat ini bukan jamannya Siti Nurbaya, tetapi adat istiadat bangsaku membuat aku tak berdaya untuk menolak kemauan orang tuaku ini. Dan sebenarnya yang paling penting, dengan punya teman laki laki berarti aku bisa bereksperimen untuk mengetahui nikmatnya seks.Calon suamiku bernama Macan dia seorang pemuda anak orang kaya, pada awal perjumpaan kelakuannya memang alim sekali, tetapi pada beberapa pertemuan berikutnya ketika orang tuaku sudah tidak ikut menemani kami, maka omongannya mulai melantur dan jorok, tetapi anehnya aku menyukai semuanya itu. Bahkan aku berharap agar dia berbuat lebih dari pada sekedar omong saja. Orang tuaku memberi kebebasan untuk aku dan Macan berpacaran, mereka selalu membiarkan kami berdua dikamar tamu, bahkan kadang kadang mereka pergi meninggalkan kami berdua dengan seorang pembantu dirumah. Ini semua membuat Macan jadi makin berani dan akupun selalu bersikap meladeni apapun juga yang dilakukan Macan, karena aku tahu bahwa Macan akan mampu memenuhi rasa ingin tahuku yang sangat besar itu.Siang itu aku sendirian dirumah, karena kedua orang tuaku pergi ke Pasuruan untuk suatu urusan, dalam keadaan kesepian aku mencoba menelepon Macan dirumahnya, ternyata Macan ada dirumah dan iapun juga sedang menganggur tanpa pekerjaan. Ketika kuberitahu bahwa orang tuaku sedang pergi dan kutawari agar dia datang kerumahku Macan setuju. Tidak sampai sepuluh menit kemudian kudengar suara mobil Macan berhenti didepan rumahku, aku berlari lari keluar untuk membukakan pintu. Setelah kupersilahkan duduk, aku masuk sebentar untuk mengambilkan minum dan kemudian aku duduk mendampinginya. Mula mula kami omong omong saja, tetapi tangan Macan mulai mengembara kepahaku dan bibirnya mulai juga menciumi bibirku, lidahnya dijulurkan memasuki mulutku akupun membalasnya dengan menjulurkan lidahku sehingga lidah kami saling berkaitan. Kupeluk Macan erat erat karena aku mulai bernafsu menikmati ciuman Macan yang hangat itu, apalagi ketika kurasakan tangan Macan menyelusupi bajuku dan meremas susuku yang kanan. Aku menggeliat karena puting susuku terasa geli sekali oleh sentuhan jari jari Macan, yang meremas susuku dengan bernafsu sekali. Tidak puas dengan satu tangan Macan memasukkan kedua tangannya kedalam bajuku dan mulai meremas serta memilin milin puting susuku. Aku menjadi gelisah karena remasan tangan Macan membuat nonokku jadi gatal dan berair, kupeluk Macan makin erat sambil makin menekankan bibirku kebibir Macan sekedar untuk menahan nafsuku yang membara itu. Tidak puas dengan meremas remas dadaku, tangan Macan makin turun kebawah dan mulai meremas remas pantatku, aku menggelinjang dan mulutku mulai mendesah, dalam hatiku aku agak takut juga, karena saat itu seperti biasanya kalau sedang dirumah, maka aku tidak memakai celana dalam. Aku yakin bahwa Macan mengetahui hal ini, karena mendadak tangannya sudah menyentuh bukit nonokku yang penuh jembut dan meremasnya dengan lembut. Saat itu aku benar benar pasrah aku hanya menunggu apa yang akan dilakukan Macan, karena semuanya terasa nikmat dan geli. Ketika Macan berbisik agar aku membuka bajuku dengan sigap aku segera melepasnya. Begitu melihat susuku yang tanpa penutup itu Macan langsung menciuminya serta menghisap putingnya sembari terus menerus meremas remasnya. Tanpa sadar aku mencakar punggung Macan karena aku merasakan kegelian yang amat sangat disamping nonokku rasanya seperti bengkak dan basah kuyup oleh nafsuku sendiri. Dalam keadaan tubuh separuh telanjang Macan membaringkan aku diatas sofa, sambil bibirnya terus menghisap puting susuku yang sudah membatu itu tangan Macan mulai beraksi melepaskan rokku yang bawah. Aku bukannya berusaha melarangnya, malahan aku sengaja mengangkat pantatku supaya Macan lebih mudah membukanya. Begitu rokku ditarik kebawah, terpampanglah sudah tubuhku dalam keadaan telanjang bulat. Meskipun sudah seringkali kami bermesraan seperti ini, tetapi untuk telanjang secara utuh, baru kali ini aku lakukan. Tak heran bilamana Macan begitu terangsang melihat pangkal pahaku yang jembutnya lebat seperti hutan itu. Diciuminya jembutku sambil menggosok gosokkan hidungnya keselangkanganku.dengan penuh nafsu. Rasa gatal yang ditimbulkan oleh gesekan kulit hidung Macan dengan jembutku membuat aku menjadi gelisah. Maka bila semula tadi pahaku seperti terkunci rapat karena rasa tegang, maka tanpa kusadari pelan pelan terkuak membuat Macan makin belingsatan karena nonokku yang masih perawan itu terpampang dihadapannya. Tanpa sungkan Macan langsung saja menciumi itilku yang sudah kaku seperti batu itu dan menjilati dengan lidahnya. Aku merasa seperti kena listrik begitu lidah Macan menyentuh ujung itilku.......rasanya enak sekali....... geli gatal semuanya menjadi satu. Kurengkuh kepala Macan yang menempel disela sela pahaku dan kutekan keras keras agar makin menempel kenonokku. Inilah benar benar kenikmatan yang selama ini aku ingin rasakan...begitu nyata dan nikmat...geseran lidah Macan diujung itilku membuat nafsuku memuncak, apalagi ketika Macan juga mulai menjilati bagian dalam nonokku itu. Kudengar suara berkecipak ketika Macan menjilati nonokku yang sudah basah kuyup itu. Aku benar benar seperti kena sihir, aku merintih rintih oleh rasa nikmat itu. Rupanya Macan sendiri sudah tak tahan dengan semua ini. Ia tiba tiba menghentikan gerakannya dan berdiri, aku sangat terkejut kutatap wajah Macan yang berdiri didepanku, rupanya Macan sedang melepaskan pakaiannya dan telanjang bulat. Aku kaget sekali ketika melihat kontol Macan yang dalam pandanganku begitu besar dan menyeramkan. Kontolnya berwarna coklat kehitaman melengkung dengan ujungnya yang pelontos persis seperti jamur , panjang sekali. Baru kali ini aku melihat kontol pria yang sesungguhnya, apalagi dalam keadaan ngaceng seperti kepunyaan Macan saat ini sungguh mendebarkan dan benar benar menakutkan, aku tak dapat membayangkan seandainya barang yang sebegitu besar dimasukkan dalam liang nonok yang sempit.Selesai melepaskan semua pakaiannya, Macan kembali mulai menciumi nonokku dan juga menjilati liang nonokku, agar supaya lebih leluasa menjilati bagian dalamnya, Macan merentangkan kakiku lebih lebar lagi sehingga nonokku makin merekah. Aku merasakan kehangatan lidah Macan menelusuri bagian dalam nonokku, enak sekali......Macan benar benar pandai menjilati nonok, aku menggelepar gelepar setiap kali lidahnya menyapu bagian bagian yang peka dari nonokku, rasa geli yang kurasakan sepertinya tak tertahankan lagi hingga tiba tiba aku menjerit karena kurasakan suatu desakan dari dalam liang nonokku seperti terlepas keluar. Kurasakan dinding nonokku sepertinya berdenyut denyut nikmat sekali disertai mengalirnya cairan hangat dari dalamnya. Badanku jadi kaku menahan rasa nikmat yang tiada taranya itu, kutekankan kepala Macan keselangkanganku dan kujepit kepalanya dengan kedua pahaku agar aku dapat lebih menikmati rasa geli yang luar biasa ini. Ketika rasa nikmat itu mulai berkurang, akupun merasa sangat lemas sekali. Kulepaskan kepala Macan dan aku terpejam merasakan keletihan yang luar biasa, aku sepertinya tak merasakan apapun, yang terbayang hanyalah rasa nikmat yang diberikan Macan ketika dia menjilati nonokku. Tiba tiba aku merasa kaget ketika kurasakan ada benda hangat menempel dibibirku, ketika kubuka mataku, barulah aku tahu kalau benda itu adalah kontol Macan . " Ayo sekarang kamu hisap punyaku ya" begitu bisik Macan kepadaku. Dengan ragu ragu aku mencoba menjilat dahulu ujung kontolnya yang licin berkilat itu, terasa asin, ketika Macan agak memaksa agar mulutku menganga lebih lebar maka aku mulai kuatir kalau kontol sebesar itu tak bisa masuk kedalam mulutku. " Jangan sampai kena gigimu, sakit" aku hanya diam saja mendengar kata kata Macan, tetapi kucoba untuk tidak sampai gigiku mengenai batang kontolnya. Pelan pelan Macan menekan kontolnya memasuki mulutku, ketika sudah hampir separuh kontolnya masuk, aku mulai tersedak. Kutahan perut Macan dan ia menurut. Disuruhnya aku untuk menghisap hisap dan mengenyot batang kontolnya serta memaju mundurkan bibirku. Ketika kuturuti semua keinginan Macan itu, kulihat Macan memejamkan matanya sambil mendesis seperti keenakan, tangannya meremas remas susuku sepertinya ingin meremukkannya, tetapi anehnya aku tak merasa sakit justru nikmat sekali. Tak lama aku menghisap kontolnya, tiba tiba saja Macan mengejang dan kurasakan ada cairan kental menyembur dari kontolnya memenuhi rongga mulutku, aku terkejut sekali, dengan spontan kutarik mulutku dan kumuntahkan cairan kental yang sudah terlanjur masuk kemulutku itu. Macan sangat kaget dengan tindakanku itu tangannya segera memegang kontolnya yang masih terus mengeluarkan cairan putih kental dari ujungnya itu, karena kulepaskan maka cairan itu menyemprot keluar membasahi mukaku dan susuku. Setelah beberapa saat barulah cairan kental itu berhenti keluar dari kontol Macan. Macan langsung mengomel "kenapa kamu cabut, aku baru merasa enak kok kamu lepas" Aku benar benar tak mengerti dengan semua ini, aku kebingungan mencari lap untuk membersihkan cairan kental yang menempel dimuka serta disusuku. Ketika Macan menyerahkan saputangannya, dengan segera kubersihkan semua cairan kental yang berwarna putih seperti susu itu. Saat itu barulah aku sadar kalau inilah yang namanya sperma itu. Tak kusangka bahwa begitu banyak sperma yang dikeluarkan Macan, dan aku jadi agak menyesal karena membuat dia jadi kurang puas menikmati hisapanku tadi. Semuanya disebabkan karena kekurang mengertinya aku. Ketika kulirik lagi, kulihat kontol Macan sudah tidak berdiri seperti tadi lagi, saat ini kontolnya sudah menunduk, aku tersenyum melihat kontol Macan seperti itu. Macan diam saja, hanya dia mengambil saputangannya tadi dan melap kontolnya sampai bersih. Karena aku sadar kalau aku sudah mengecewakannya, maka aku mencoba mengambil hatinya dengan mengelus elus kontolnya yang sudah mengkerut itu, sementara nonokku yang masih berlepotan cairan lendir itu kuhadapkan kemuka Macan. Benar saja, Macan langsung hilang marahnya, ia kembali lagi menjilati nonokku, terutama dibagian luar yang tadinya penuh dengan lendir itu. Karena posisiku yang setengah duduk tetapi agak mengangkang, maka aku dapat melihat dengan jelas semua tingkah Macan yang menjilati nonokku itu, kedua belah tangannya menguakkan bibir nonokku sehingga itilku makin maju kedepan, itulah yang menjadi sasaran lidah Macan. Rasa geli kembali menyerang tubuhku, tanpa sadar aku meremas remas sendiri buah dadaku. Tiba tiba Macan berdiri sehingga aku bisa melihat kontolnya yang sudah ngaceng lagi itu. Dengan agak berjongkok Macan menuntun kontolnya kearah liang nonokku. Aku kaget sekali dan segera memberontak, karena untuk yang satu ini aku belum berani. Aku benar benar takut menjadi tidak perawan, kalau cuma dijilat atau menghisap kontol saja aku masih bersedia, tetapi kalau sudah dimasukkan, nanti dulu............ Macan agak malu melihat penolakanku itu, dikiranya mungkin aku pasti mau mengingat apa yang sudah kami lakukan tadi. Aku berkata pada Macan kalau untuk yang satu itu aku belum berani, tetapi kalau yang lainnya boleh saja, karena aku juga suka. Macan rupanya tidak kehilangan akal, ia menyuruh aku berbalik lalu ditunggingkannya pantatku keatas, kurasakan lidah Macan menyelusupi liang pantatku, rasanya geli membuat aku terkikik karena jijik. Tapi jilatan Macan tidak hanya disitu saja, lidahnya berpindah pindah dari liang pantat kebibir nonokku kemudian pindah lagi keitilku, semuanya membuat aku jadi terbang keawang awang lagi. Ketika Macan membasahi pantatku dengan ludah yang banyak aku tetap tak sadar apa yang dimaui Macan baru ketika kurasa perih dipantatku, aku sadar bahwa kontol Macan sudah dimasukkan kedalam pantatku. Aku merintih kesakitan, tetapi Macan menyuruh aku diam dan menikmati semuanya itu. Aku menggigit bibir menahan sakit, sementara tangan Macan terus terusan meremas susuku dan memilin milin putingku. Ketika rasa sakitku sudah mulai hilang, kurasakan betapa liang pantatku seperti diganjal dengan tongkat yang besar sekali. Aku kembali meringis ketika Macan menarik kontolnya pelan pelan sekali, melihat aku merintih, Macan segera menggosok itilku dengan jarinya sehingga aku merasa geli dan melupakan sakitku. Demikian terus Macan menggelitik itilku sehingga tiba tiba dia melenguh dan spermanya menyemprot kedalam liang pantatku. Macan menjadi lega dengan semua ini. Akupun menjadi lega karena dapat menyenangkan pacarku.

1 komentar: